Sunday 4 March 2012

Bicara Cokelat, si Pekat yang Kian Melekat

Cokelat berasal dari tanaman kakao (Theobroma Cacao) yang menurut situs wikipedia diperkirakan awal tumbuh di Amazon Utara hingga Amerika Tengah. Sekitar 400SM suku maya kuno, meminum cokelat. Hal ini diketahui dari residu cokelat yang ditemukan. Jadi awal ditemukannya cokelat diperuntukkan diminum. Bahkan keterangan mengenai berbagai asal usul dan muasal cokelat bisa dilihat di link ini mulai dari perkiraan penemuan cokelat hingga soal perang cokelat. Termasuk perkiraan cokelat masuk dan diproduksi di Indonesia sekitar tahun 1778. Saya sendiri baru mencoba buah cokelat sekitar tahun 2006 saat ke Poso, Sulawesi Tengah. Rasa daging buah coklat berserat mirip sirsak. Sementara biji cokelat harus bersih dan dikeringkan sebelum diolah. Lalu rasa cokelat halus yang asli buatan tradisional ternyata pahit. Mirip kopi. Tapi dengan aroma wangi cokelat yang khas.

Dan artikel di voanews.com tentang cokelat membuat saya tergelitik membahas soal cokelat dan pengalaman mengenal cokelat.

Artikel VOA ini menyebutkan bahwa pemilik butik cokelat adalah kakak beradik keturunan korea yang berambisi memberikan dan menjual cokelat terenak buatan seluruh dunia. Tapi tidak dijelaskan cokelat apa saja atau dari negara mana saja yang mereka jual. Ataupun penjelasan rinci racikan unik cokelat buatan mereka. Lagi-lagi, sekedar ingin tahu, cokelat dari Indonesia kira-kira masuk di toko ini ga ya? Sedikit saya cerita tentang cokelat buatan (setidaknya dibuat di) Indonesia.

Cokelat kini tak sekedar kudapan (bila merujuk kata kakak saya 'Rosida Irsyad') tapi telah hadir dengan berbagai variasi, terlebih setelah mengunjungi beberapa peracik cokelat di Jawa. Seperti di Garut, Jawa Barat ada Chocodot. Cokelat dengan isi dodol divariasikan oleh sang pemilik. Dia pun mengadopsi budaya Garut seperti 4 gunung yang mengeliling garut untuk menjadi cover cokelat. Belum lagi bentuk kudapan pekat yang biasa manis dan creamy ini dikemas dalam bentuk besek (sejenis tempat dari anyaman bambu) warna-warni. Sang pemilik pun berkreasi aneka ragam. Seperti, anda tahu chocolate fondue? Itu lho air mancur cokelat yang bisa kita mencelupkan aneka buah atau marshmellow di bawah kucuran cokelat hangat? Nah, sang pemilik Chocodot meminta saya mencobanya dengan rengginang (krupuk dari nasi yang dikeringkan dan digoreng). Tahu rasanya seperti apa? Ya seperti rice crispy! Gurih, creamy, manis dan lezat tentunya. Dasar lidah Indonesia. hahaha tapi temuan ini fenomenal banget bagi saya! ga usah beli cokelat lapis rice crispy, caramel dan wafer di supermarket, tapi bila bosan makan rengginang di rumah, bisa dicelupkan ke cokelat aja. Alternatif cemilan kan? hehehe Selain itu, pemilik Chocodot juga bereksperimen dengan java spices seperti cabai, kunyit, bajigur, jahe dan mengemasnya mirip cigarettes nan eksklusif. Penjualan coklat dengan citarasa unik inipun tak bisa disembarang tempat. Soal rasa, yang jelas banyak kejutan. Bayangkan saat anda sedang mengunyah cokelat, tapi tiba-tiba ada sensasi rasa pedas atau hangat khas rempah indonesia. Tapi tetap saja lidah saya bilang enak atas sensasi rasa unik dari sang pemilik. Tapi rasa unik ini tidak saya temukan saat dibawakan cokelat dari German yang berisi cabai. Karena setelah saya tilik bahan-bahannya ternyata ada campuran cherry dan cabai. Jadi sensasi pedas khas cabai cepat tertutup dengan asam manis buah cherry dan ditambah lagi dengan lemak cokelat.

Beda lagi dengan di Yogya, ada cokelat Monggo. Cokelat yang diproduksi Thierry, pria asal Belgia, sekitar tahun 2005. Bercitarasa resep asal Belgia tapi diproduksi membumi alias disesuaikan dengan Indonesia dan Yogyakarta. Terakhir yang saya ingat, menghadiahkan cokelat ini kepada salah satu mbakyu saya dengan karena terpikat dengan cover cokelat yang menggunakan ikon pewayangan seperti semar, gareng dan petruk.

Nah ini yang lebih lucu lagi. Cokelat Inyong, yang ternyata diproduksi di Banyumas, Jawa Tengah. Cokelat ini tidak sengaja saya temukan saat ke sebuah supermarket di Jakarta. Padahal waktu ke banyumas, purwokerto, perasaan saya tidak menemukan cokelat ini. Hahahaha Kalau tidak salah saya membeli yang ditambah citarasa kayu manis untuk sahabat yang akan balik ke German.

Mencoba aneka jenis cokelat memang sering saya lakukan. Tidak hanya buatan dalam negeri, tapi juga luar negeri. Seperti bawaan seorang sahabat karib Taty, yang tak sengaja menemukan Baileys Chocolate di bandara Filipina. Kami berdua memang menyukai minuman Baileys yang rendah alkohol dan lebih mirip susu cokelat. Maka tak heran, cokelat dengan isi Baileys ini pun terasa hangat, creamy dan melting begitu masuk di dalam mulut. Rasanya syaraf sensorik di lidah saya semua mengirimkan signal "Enak" ke otak dan meneruskan dengan memberikan kesegaran oksigen dalam darah dan menenangkan urat nadi yang tadinya kencang. Intinya adalah "ENAK"!

Wine dan Chocolate itu perpaduan yang unik dan serasi, setidaknya menurut saya. Tapi keduanya tetap harus pilihan. Karena mencicipi keduanya punya kemiripan tersendiri. Kualitas Wine biasanya dilihat tak hanya hasil prosesnya yaitu kapan dibuat dan berapa lama disimpan, tapi juga dilihat kapan mulai tanam dan musim panen, serta kualitas tanah kebun pun mempengaruhi air anggur yang akan diproses dan disimpan. Begitu pula dengan cokelat. Layaknya kopi dan teh, tanaman cokelat yang ditanam di tanah sumatera berbeda dengan yang ditanam di tanah sulawesi dan maluku. Rasa sepat dan pahit serta aroma yang dihasilkan sedikit berbeda. Maka ketika mencoba wine dan chocolate, rasanya mengulum di dalam mulut untuk menikmati setiap milimeter sensor lidah itu menimbulkan sensasi tersendiri di organ tubuh saya. Pengalaman terakhir, seorang teman pulang dari German membawa cokelat berisi 4 minuman rendah alkohol seperti cognac. Sensasi cokelat ini seperti cokelat isi wine yang dulu pernah saya dapatkan. Ada semacam lapisan seperti kristal yang berisi cairan rendah alkohol, barulah dilapis dengan cokelat. Makannya pun harus hati-hati. Bila tidak sabaran, cairan akan muncrat keluar. Bila dimakan sekaligus, mulut anda akan penuh. Tapi begitu meletup, cairan hangat akan keluar dan lumer bersama dengan coklat di dalam mulut. Sensasinya luar biasa! Tapi kali ini saya penasaran dengan 'isi'nya sehingga mencoba menghabiskan dulu cokelatnya dan memakan isinya yang terbungkus dalam gula kristal terpisah. Ternyata beda ya bila kita minum cairannya langsung. Gula atau cokelat tidak hanya meredam rasa pahit dan panas dari alkohol, tapi juga membuat rasanya menjadi lebih creamy nan melting di mulut, lalu hangat melewati tenggorokan anda.

Berbicara soal cokelat pun tak bisa lepas dari nostalgia masa kecil. Siapa yang masih ingat cokelat batangan bergambar ayam jago dan berwarna bendera RI? Atau cokelat wafer dengan lambang dan nama superhero Superman? Hingga kini pasti beberapa orang masih membeli cokelat tersebut bila menemukan di warung atau supermarket di Indonesia. Termasuk saya.

Dalam perkembangannya pun cokelat tak hanya buat kudapan dengan variasi yang beragam, tapi juga untuk kosmetik hingga spa. Dan bagi anda penikmat cokelat, termasuk saya, mencoba spa cokelat seperti merana rasanya. Karena saat tubuh anda dibalur cokelat nan harum, rasa tenang memang merasuki otak dan pikiran, tapi rasa lapar ke perut lebih menderita lagi. Rasanya cokelat itu lebih baik saya makan daripada untuk lotion atau scrub spa. Apalagi buat masker wajah. Hampir saja masker itu saya jilat. Hahahaha

Semakin pekat cokelat ternyata semakin memikat. Anda bisa mencoba cokelat pekat yang berwarna gelap dengan memasukkannya ke dalam kopi pahit. Rasanya jauh lebih enak daripada kopi susu manapun. Itu menurut saya. Dan saya adalah tipe orang yang menyukai cokelat pekat. Cokelat putih adalah ornamen yang menurut saya paling mudah diwarnai dan dibentuk untuk bingkisan yang warna-warni. Cokelat pekat justru lebih melekat dengan aroma dan rasa agak sepat pahit yang kadang tertinggal di lidah untuk beberapa menit.

Menikmati cokelat tak bisa sembarangan, lagi-lagi itu menurut saya. Balik lagi ke filosofi buatan saya bahwa menikmati cokelat layaknya menikmati wine. Cokelat nan pekat tak jarang jadi teman mulut yang kosong untuk menciptakan sensasi ketenangan saat mengetik di depan komputer dan (mungkin) menambah ide kreatifitas saat suntuk.

Demikian.

14 comments:

  1. Blance kemane aje??
    Apakabar??Saya senang minum Coklat susu....

    ReplyDelete
  2. @orangjava: halo pak De, iya ini maaf lagi banyak kerjaan jadi sudah mulai jarang melongok ke multiply. Kabar baik, pak De. Bapak sehat? Cokelat susu memang enak apalagi kalau cuaca dingin dan hujan seperti sekarang. :)

    ReplyDelete
  3. Hari ini aku boleh pulang, dah 3 Minggu dirawat di RS, jatuh dari Tram, turun distasiun licin sewaktu dingin - 20°C, kepleset....aku hari ini boleh pulang...masih pincang...
    Itu coklat dari Jerman Triumpf Edel Tropchen pake Alcohol....enak...kalau kebanyakan bisa kliyeng² hehhe

    ReplyDelete
  4. waduh pak De....!! tulang ga ada yang rusak kah? semoga lekas sehat dan bisa berlari kembali...hehehe
    iya enak banget itu TriumpfEdel Tropchen, 'sogokan' dari mahasiswa Indonesia yang belajar di Freiburg biar dibantuin waktu penelitian di Indonesia bulan ini...kalau saya bukan kliyengan pak De, tapi ngantuk berat. Efek mabuk alkohol pasti begitu..padahal baru makan 4 buah, ditambah cape pulang kerja, lelap bener tidurnya....hahahaha anget pas sama cuaca hujan deras di malam hari disini..hehehe

    ReplyDelete
  5. Makanya tadi aku mikir..di RI kan *haram*hehehe..dari Freiburg..ada yang enak lagi nanti bulan September......isinya Cherry..hemmmmmmmmmm
    http://picture.yatego.com/images/4a673716a82715.3/big_11478-11478---1-kqh/ferrero-mon-cheri-315g--praline--1-packung.jpg

    ReplyDelete
  6. yang itu udah dicoba dari tahun kemarin, pak De....yang isinya cherry plus cabai, dari yang putih sampai yang hitam mereknya Lindt kalau ga salah...itu di tulisanku di atas ada kok tapi fotonya lupa diambil. hehehe disini ga haram, pak De..tapi sesuai kebutuhan. Saya biasanya memang minta dibawain yang isi wine atau alkohol yang unik. Taste-nya beda kalau melting di mulut dipadu dengan cokelat. hehehe

    ReplyDelete
  7. Kamu ini senang Coklat Blanche??
    Aku pernah kirim ke JKT dan Bandung, gak sampe, dicolong, sebel deh, rugi mana ONGKOSnya mahal.....

    ReplyDelete
  8. Suka, pak De. Terutama bereksperimen dengan variasi coklat. Cuma sekedar mencicipi. Tapi tetap suka yang original. Sementara yang divariasikan seperti truffles isi minuman alkohol macam wine, dll itu hanya variasi bila teman di luar negeri bertanya mau dibawain oleh-oleh apa. Di Indonesia malah lebih variatif pak De, ada yang isi bajigur, wedang jahe, kunyit asem, cabai, kayu manis, hehehe pak De mau? Nanti saya titip teman yang mau balik ke freiburg, siapa tahu sempat ketemu pak De dulu.. :) Pak De sudah sehat kah? Masih pincang?

    ReplyDelete
  9. kalau Lindt kurang terasa cabainya, pak De karena ketutup dengan taste pekat coklat dark-nya. Tapi itu memang cocok. hahaha kalau gitu saya kirim minyak tawon aja buat kaki pak De? eh tapi ga bisa kirim cairan ya? hehehe kalau kirim do'a sudah tiap hari, pak De.. :)

    ReplyDelete
  10. Bicara Cokelat jadi pengen. :D Semoga sukses ya. Oh..ya, mohon beri komentar pada tulisanku berikut ini ya - Memanusiawikan Lingkungan Sungai Ciliwung dan Sekitarnya

    ReplyDelete
  11. chocodot hanya punya satu kelebihan yaitu isi dodol karena berasal dari Garut kota dodol,..yang lainnya hanya meniru saja (Plagiat) yang dibedakan kemasan aja,....cokelatnya kurang enak dan harganya mahal....

    ReplyDelete
  12. salah satu contoh kemasan yg ditiru,.... emergency chocolate dengan chocodot gawat darurat,.....kalo varian rasa semuanya menjiplak cek aja kalo gak pecaya.... bahan bakunya aja beli,...cokelatnya dr salah satu perusahaan ternama di indonesia dan dodol nya juga pesanan dr orang lain.... bukan original hasil Tama cokelat.....

    ReplyDelete
  13. menang lagi EMBAH anka yang EMBAH kasih sama saya 00 yang naik 00 saya menang 70 lembar lagi kayak kemaring waktu angka 18 saya juga menang 70 lembar memang EMBAH angkanya memang asli dan tembus bukang rekayarsa krn saya sudah buktikang sengdiri udah 2kali saya berturut menang dan saya sudah bisah bermodal lagi jadi terimah kasih banyak EMBAH atas bantuangya EMBAH sudah merubah nasip saya sekeluarga jadi para pegemar togel yang selaluh kalah hub EMBAH SONGO di nmr 085 321 183 216 anda akang seperti saya dan tidak kecewa.

    ReplyDelete