Friday 24 December 2010

Kasih Sempurna Meski Tanpa Orangtua

22 Desember 2010 pukul 15.30 WIB

Hari itu, saya menemani team melakukan peliputan ke panti asuhan Pondok si Boncel di kawasan srengsengsawah, pasar minggu. sebuah panti asuhan khusus untuk anak-anak usia 0 hingga 6 tahun. hingga waktu kami berkunjung, total anak mencapai 92 anak dengan usia terbanyak pada 4 hingga 6 tahun.
setiap anak begitu lincah, aktif dan langsung menegur seakan mereka sudah bisa membaca label logo televisi yang ada di baju saya dengan kalimat "kakak dari antv ya? kakak mau syuting kami ya?" aku tersenyum mengangguk. satu per satu tangan-tangan mungil menarikku untuk masuk ke dalam. kedua reporter pun langsung akrab duduk diantara anak-anak.
seorang reporter arif sempat tersentak ketika seorang anak berbisik, "kakak dari antv? kakak bawa makanan?" arif diam. bingung. dan akhirnya pun cuma bisa nyengir. mungkin teriakanku untuk memintanya dan lia menari untuk pengambilan scene gambar, bisa membuyarkan semuanya dan membuatnya tidak harus menjawab pertanyaan bocah itu.
usai menari dan menyanyi, kedua reporter melakukan wawancara dengan pimpinan panti Sr. M. Vinsensiana, OP yang bercerita mengenai sejarah panti yang sudah ada sejak tahun 1972 tapi baru tahun 80-an pindah ke daerah srengsengsawah yang lebih luas. entah magnet apa, anak-anak itu begitu mudah diajak mendekat, dipeluk, dibelai, bahkan satu per satu mereka menghampiri sehingga frame di kamera pun berlebih. mereka begitu "tiba-tiba". ada yang tiba-tiba menangis, merajuk, manja, berlari, sembunyi...namanya juga anak-anak. itu pikiran saya saat itu.
hingga waktu do'a sebelum makan pun tiba. wakil pimpinan panti Sr. M. Philomina, OP memimpin do'a. saya, muslim. tapi entah apa yang terjadi, tidak lebih dari semenit baru dimulai doa, mata saya langsung buram oleh cairan airmata yang begitu penuh dan hampir tumpah, melihat anak-anak begitu khusyuk berdoa, melipat tangan, memejamkan mata, dan mengulang kalimat-kalimat yang keluar dari Suster Philomina. "Selamat sore Tuhan Yesus..apa kabar? tolong jaga papa dan mama kami di surga.." kalimat itu biasa saya dengan di gereja saat teman-teman saya berdoa atau saat liputan natal dan keagamaan umat kristen. tapi..melihat anak-anak itu mengucap deretan kalimat sederhana itu, seakan beda. tenggorokan saya tercekat, nafas saya terasa terhenti, dan airmata hampir menetes, saya pun berdiri keluar ruangan aula unit II untuk segera menghapus airmata saya.
saat makan, wawancara dengan suster philomina tiba-tiba menjadi harubiru saat arif bertanya kesan natal tahun ini, suster philomina menjawab tersenyum tapi tiba-tiba terdiam dan berbicara terpatah..."kalau bisa natal kali ini...setiap orang tua yang pernah menitipkan anaknya di pondok si boncel..ditengok..karena sekitar 25-30 anak-anak disini dipaksa yatim piatu oleh orangtuanya sendiri"
kami terdiam. untungnya saya dan ferdy masih sempat "ngeh" untuk langsung meng-close-up wajah suster philo saat menangis mengucap kalimat tersebut.
kekagetan kami pun bertambah, ketika suster philomina mengungkap dua bocah cantik yg sempat kami tunjuk ternyata adalah contoh anak yang dibuang dan tidak diakui orang tuanya sendiri. saya, team, hanya bisa saling berpandangan dan tersenyum simpul.
dokter haris pun datang untuk memeriksa kesehatan anak-anak, sebab banyak dari mereka yang terkena ISPA karena cuaca yang tak menentu dan cacar air. untuk penyakit terakhir, semoga reporter kami, lia, yang belum kena cacar, tidak tertular. sebab lia belum pernah kena penyakit cacar. setidaknya kalau nanti kena cacar, stok liputan taping sudah siap untuk beberapa episode ya, li... (piiissss....)
saat bermain dan berbagi mainan adalah saat dimana saya mengerti dan memaknai kalimat suster philomina akan kondisi anak-anak yang rindu dan kangen. anak-anak tidak menuntut orang tua. tapi mereka sama seperti anak-anak lain. butuh dimanja. bayangkan saja, 1 pengasuh untuk 5 - 6 anak. maka tak heran, ketika lia dan arif menggendong satu anak, anak-anak yang lain pun minta gendong. tak terkecuali anak yang menghampiriku sambil menarik baju seragamku "kakak...gendong aku ya..." ya Tuhan...aku bingung..aku diam..aku pusing...ini lagi kerjaaaa....!!! ferdy cameraman pun nyeletuk "baru liat mbak prima bisa pusing juga ternyata...hayooo jangan marah mbakk..."
sementara lia sibuk meladeni gendong dan teriakan anak-anak putri, arif sibuk main perosotan dengan anak-anak, eh sejumlah anak-anak sibuk mencari perhatian dgn mempermainkan kamera ferdy...ya Tuhaaann....!!
stres kedua reporter pun meningkat saat acara "bagi-bagi mainan"
teriakan, tarikan baju, tidak bisa terelakkan lagi...rebutan mainan pun terjadi...yang sudah dapat, pengen lagi. yang belum dapat terus merengek..adegan yang bagus...scene yang bagus.."keep rolling, ferdyyy...!!"
hingga kantong plastik hitam habis...masih ada anak yang bertanya "ada mainan lagi?" atau "kakak..aku belum dapat...hiks.." atau "kakak..punyaku direbut..." yang besar teriak tersenyum bangga bisa dapat 2 mobil-mobilan..yang kecil cukup puas dan sibuk dengan mobil-mobilannya...ya..scene ini selesai..!!
eits, perjuangan belum berakhir. saat kedua reporter ini saya paksa masuk ke dalam ruang unit 5 elok tempat bayi usia 0 hingga 2 tahun. welcome to the real jungle, guys..!! hehehehe
lia harus melakukan scene ganti popok, ganti baju hingga membedong dan menggendong bayi yang baru berumur beberapa hari (atau minggu ya?)
arif harus bikin susu lalu membawa botol-botol susu ke setiap bayi yang ada di ruangan.
saya? ga terkecuali menenangkan satu bayi karena rewel.
kami salut dengan 2 pengasuh eka dan nani yang bisa menangani sekitar 15 anak di unit 5 itu. bahkan ada scene mbak eka duduk menggendong 1 bayi di tangan kanan, 1 bayi di tangan kiri, dan 1 bayi di pangkuannya. HEBAT!!
suster dan pengasuh hapal setiap nama bayi dan ciri khas setiap bayi. bayi yang menangis hanya saat lapar, bayi yang sensitif dan hanya mau digendong pengasuhnya, bayi yang begitu tenang, bayi yang tidak bisa diam kecuali saat tidur, aku pun pusing menghapal nama-nama mereka apalagi kebiasaan setiap bayi.. T_______T"
satu hal yang saya yakini, anak-anak di pondok si boncel tidak akan mendendam kepada siapapun, bahkan orang tua yang membuang dan menelantarkannya, karena setiap hari diajarkan kasih dan berdoa untuk mendoakan kebahagiaan kedua orang tua mereka.
semua anak terlahir tidak berdosa ke dunia ini. mereka tidak meminta dilahirkan sehingga saat engkau memutuskan melahirkan mereka, jangan kau buang. mereka sama dengan kita. butuh kasih sayang, butuh tempat bermanja, butuh perhatian, bahkan butuh makanan dan mainan. saya belajar kasih yang tidak boleh dan tidak pernah berhenti meski dari agama lain. meskipun anak yang dititipkan itu berasal dari agama lain.
anak-anak itu, mungkin benar-benar yatim piatu, atau dipaksa menjadi yatim piatu oleh orang tuanya, tapi meskipun tanpa orangtua mereka, anak-anak itu masih punya kasih sayang dari segelintir orang yang masih peduli terhadap hidup sesama species manusia di muka bumi ini.
selamat natal buat yang merayakan.
semoga kasih dan sayang tidak hanya milik sebagian umat agama tertentu tapi juga mengalir setiap hari kepada setiap insan berspecies manusia dengan jenis kelamin apapun.

1 comment:

  1. ...ini udah tayang di Topik Siang Akhir Pekan hari minggu kemarin ya Prim?...

    ReplyDelete