Tuesday 28 July 2009

Hokiau di Indonesia

Rating:★★★
Category:Books
Genre: Nonfiction
Author:Pramoedya Ananta Toer
Pram kembali menoreh sejarah dan dipenjara akibat menentang PP 10 tentang keberadaan etnis tionghoa di Indonesia lewat surat-suratnya kepada temannya di cina yang dimuat di koran.
surat-surat tak sekedar surat kepada sahabat, tapi surat yang berisi penjabaran pram mulai dari masuknya tionghoa di indonesia. adalah bangsa hokiau, tionghoa perantauan, yang tergiur janji bangsa eropa untuk bekerja di asia dengan upah yang dianggap tinggi pada masa itu. terlebih ekonomi di shanghai maupun dataran cina sedang carut-marut. maka tawaran eropa untuk menjadi buruh di indonesia pun banyak yang ikut serta.
perkembangan pesat para hokiau mengkhawatirkan belanda, terlebih hokiau mudah bergaul dan masuk di golongan pribumi. hokiau pun terkenal ulet dan kuli yang tangguh. pergaulannya yang luwes dengan pribumi membuat mereka gampang diterima. terlebih pram menemukan data bahwa tidak sedikit bangsa tionghoa yang ikut berjuang melawan kompeni bersama para pribumi. suatu hal yang dihilangkan dari buku-buku sejarah di indonesia.
bahkan koran yang terus-terusan memuat berita agar indonesia merdeka dan memuat lagu Indonesia raya adalah koran Sin Po.
tionghoa pun dikenal dengan pedagang yang ulet. ditemukannya keramik di indonesia bukan tidak mungkin berasal dari cina, begitu juga kain sutra. sebab, logikanya pedagang akan malas membawa atau menjual barang dagangan jauh-jauh ke asia bila barang dagangan tersebut sudah ada di asia. praktek monopoli berdagang yang sederhana bukan?
ketakutan belanda akhirnya berusaha memecah belah persahabatan tionghoa dan pribumi. berhasil? terkadang. karena yang tidak berhasil justru tidak diekspos.
apakah semua tionghoa baik? apakah semua belanda jahat? tentu tidak. tapi kenapa hanya sisi buruk saja yang diungkap? netralitas pasti ada. ada hitam ada putih. bila abu-abu, maka engkau pastilah ragu karena data dan fakta yang kaudapat masih kurang.
jauh sebelum eropa mengarung samudra, bangsa tionghoa sudah mengenal jalur sutra dan berkeliling berdagang sekaligus mengajarkan keahlian mereka seperti keramik dan kain. termasuk pengaruh budaya tionghoa yang tidak sedikit di indonesia. bahkan bersaing dengan bangsa arab. maka muncullah pertanyaan, apakah benar ada suku asli bangsa indonesia? bagaimana dengan pernikahan campuran yang "mungkin" belum sempat tercantum di kitab pararaton sekalipun?
pemusnahan atau mematikan etnis tertentu memang sadis. apakah kita Tuhan bisa berbuat seperti itu? bahkan hitler dengan nazi nya sekalipun tidak bisa mengelak dan berakhir tragis bunuh diri karena tidak bisa membendung kekuatannya sendiri akibat keegoisannya yang membabi buta.
keberagaman itu perlu. karena ada jahat maka kita kenal baik. ada cina, kita kenal eropa, arab, dll. yang baiknya diambil, yang jahatnya ditahan. tapi demi kepentingan sesuatu, berhak kita merampas dan mematikan orang-orang yang baik tersebut? berhak kita menuduh semua orang di etnis tersebut buruk dan jahat hanya karena satu - dua orang mereka bertingkah buruk?
pram mengkritik bukan karena masih ada darah tionghoa, tapi berdasarkan data-data akurat yang didapatnya dari berbagai sumber termasuk perpustakaan di belanda dan cina. teruslah menulis meski banyak orang mencibir karena suatu hari nanti tulisanmu akan berguna dan bermanfaat.

3 comments:

  1. aku pernah baca novelnya Remy Sylado, judulnya Ca Bau Kan (udah pernah di filmkan, tp banyak yg kurang). Disana juga di tulis oleh Remy sebagai fakta bahwa peranan etnis Tionghoa di Indonesia dalam usaha kemerdekaan RI juga begitu besar...

    ReplyDelete
  2. Yang pertama kali ngebuka lahan di Sumatra ya orang2 Hokiau ini, ga kebayang sumatra yang dulunya hutan. Mereka di datangkan khusus untuk melakukan itu..
    Ga heran di Sumatra banyak orang2 Hokiau, jangan salahkan mereka juga kalo mereka maju, karna mang etos mereka yang akhirnya ngebuat mereka strugle and eager..

    ReplyDelete
  3. @makamwaru : justru gw ga baca novelnya karena sudah nonton filmnya..hehehe trims ya buat infonya
    @lola : pembela kaumnya sendiri...hihihi bukan di sumatera aja, la...tapi juga jawa...nah untuk kalimantan justru biasanya pelarian...atau sekalian ke malaysia...

    ReplyDelete