Jika kamu
mengetik ‘kepulauan seribu’ pada mesin pencari google, maka yang muncul adalah deretan tawaran wisata ke perairan
dan pulau yang terbentang di sebelah utara hingga tenggara teluk Jakarta ini. Tidak
mengherankan bila kepulauan seribu menjadi tujuan wisata beraroma laut yang
cukup diminati karena dekat dengan pusat ibukota Jakarta.
Tapi dibalik
ragam keindahan pulau, pernahkah kalian mengetahui kisah kepulauan seribu itu
sendiri? Mulai dari sejarah, tradisi, budaya, hingga asal muasal nama dan
sebutan terhadap sesuatu dan seseorang, punya cerita tutur turun temurun yang
terus dikisahkan.
BENTENG MARTELLO
Pulau Kelor,
Onrust, Cipir dan Bidadari, menjadi 4 pulau yang tidak bisa dipisahkan dari
sejarah penjajahan dan perebutan wilayah Batavia yang kini menjadi ibukota
Indonesia. Sisa bangunan yang dianggap bonafid untuk diklaim sebagai kisah
sejarah adalah benteng Martello.
Martello sengaja
dibentuk lingkaran agar bisa bermanuver senjata sejauh 360 derajat. Benteng ini
terdapat di tiga pulau, namun akibat abrasi hanya tersisa di pulau kelor dan
bidadari saja. Selain soal abrasi, benteng Martello hancur akibat tsunami dan
letusan gunung Krakatau tahun 1883.
Disebut juga
Mortellos, dikenal sebagai menara yang digunakan di awal abad 19 yang terinspirasi
sebuah benteng bulat, sebagai sistem pertahanan yang dirancang Giovan Giacomo
Paleari Fratino. (wikipedia)
Benteng martello dan sisa bangunan di pulau cipir punya kisah masing-masing
yang sebenarnya punya benang merah sejarah jika diurut secara tanggal pemakaian
pulau. Mulai dari kisah penjajah menghalau penjajah lain, hingga kisah
pengasingan dan pembunuhan massal, hanya tersisa dari cerita para penyuka
sejarah yang menuturkan kepada para wisatawan yang menghabiskan akhir pekan di
kepulauan seribu.
Penjajah datang silih berganti. Kisah benteng dan pergantian penghuni yang
berkuasa di empat pulau ini pun sudah banyak yang menuturkan. Termasuk
eksplorasi wisata di pulau lain seperti pulau air, pulau tidung, pulau sepa dan
pulau ayer. Kamu boleh jadi paling tahu dimana spot snorkeling dan diving paling terkeren diantara ratusan pulau disini, tapi apakah kamu tahu siapa sebenarnya penghuni asli pulau seribu?
ASAL USUL ASLI
ORANG PULO
Di sela-sela menikmati matahari terbenam dari pinggir dermaga pulau tidung, pernahkah
tebersit di benak kalian, siapa sih orang
asli di pulau seribu? Dan bagaimana kehidupan mereka?
Sebuah buku berjudul ‘Orang Pulo di Pulau Karang’ disusun
Rosida Erowati, meneliti runutan kedatangan para penduduk di kepulauan
seribu. Tulisan yang dirangkum dari kisah yang berasal dari tutur para pelaku
atau penduduk di pulau seribu. Ada yang mengira itu dongeng, legenda atau
memang fakta karena tersisa bukti dari cerita yang dimaksud.
Mereka menamakan
diri ‘Orang Pulo’.
Sebuah sebutan
para penduduk pulau panggang kepada penduduk dari pulau lain seperti tidung,
pramuka, untung jawa, harapan dan lain-lain, sekaligus untuk membedakan dengan
orang darat dan bangsa lain. Secara kesukuan, orang pulo sulit diidentifikasi
dan tidak bisa menghindari adanya pencampuran antaretnis, mulai dari Bugis,
Mandar, Jawa, Sunda hingga melayu. Tahun 1924, kontrolir Belanda melaporkan
asal asli orang Pulo didominasi orang Bugis dan Banten. Pak Amrullah, pamong
kelurahan Pulau Panggang meyakini, penduduk kepulauan seribu awalnya didominasi
masyarakat dari Banten dan suku Mandar, Kalimantan.
Mayoritas orang
pulo memeluk ajaran agama Islam, dan kurang dari 0,1% beragama Kristen. Warga
masih percaya dengan hal tabu, ataupun punya mantra yang diucap ketika pergi
berlayar, menunjukkan Islam kultural orang Pulo. Pun tradisi dan budaya yang berkembang tak jauh dari etnis asal yang mereka bawa. Misalnya saja Silat, seni bela diri yang diketahui banyak dipengaruhi silat banten dan Islam. Serta seni teater bertutur sarat makna yang kadang dilakukan para nelayan di waktu senggang dan coba dikembangkan para muda mudi di pulo panggang.
Pulau Panggang
dianggap sebagai pusat orang pulo. Maka warga percaya, setiap masyarakat yang
tinggal di gugus pulau panggang ataupun pulau lain di kepulauan seribu, punya
kekerabatan dengan warga pulau panggang.SK Gubernur DKI nomor 1986 tahun 2000,
tercatat 110 pulau dan gosong karang di kepulauan seribu. Pemukiman didominasi
di pulau panggang, yang warganya kebanyakan berprofesi sebagai nelayan, dan
pulau pramuka, dengan warga yang bermata pencarian sebagai pedagang, wiraswasta
dan pegawai pemerintahan.
Secara spesifik,
kata Pulo merujuk pada aspek alam dan sosial yang melekat dengan kekayaan alam
dan budaya orang pulo. Ada yang mengibaratkan istilah Pulo sebagai Goba, yaitu
laguna yang harus diselami kedalamannya untuk mengetahui kekayaan budayanya.
Orang Pulo punya ingatan bersama yang bisa dibongkar lewat tuturan tentang
mitos, tradisi dan budaya yang berkembang diantara masyarakat.
ASAL USUL NAMA
PULO
Tahukah kamu,
kalau penamaan setiap pulau di kepulauan seribu punya makna tersendiri?
Misalnya saja pulau karang pemanggang, gusung jari, pulo balik layar, pulo
semak daun dan pulo kotok, biasanya dihubungkan dengan Cerita Pulo.
Ada juga pulau
yang penamaannya ditafsirkan atau terkait mitos kejadian di masa lampau. Misalnya
saja pulo air karena diaku sebagai tempat adanya air tawar, atau pulo karang
beras karena pernah menjadi tempat penjajah Jepang menyimpan beras.
Dengan kata lain,
penamaan pulau punya kisah sendiri dan populer di kalangan masyarakat saja. Misalnya
saja pulau Kelor, yang diaku masyarakat layaknya daun kelor yang kecil, pernah
disebut Belanda dengan nama Kherkoff
Eiland. Atau pulau Pramuka yang pernah disebut pulau Lang, dan pulau Karya yang sempat dijuluki pulau Cina.
KULINER ORANG
PULO
Tak bedanya dengan
kuliner. Orang Pulo punya bahasa sendiri yang terdengar ‘unik’ saat menyebut
sejumlah nama makanan dan masakan. Misalnya saja ‘Selingkuh’, terpikirkah jika
kata itu merujuk pada makanan sejenis lontong isi atau nasi uduk yang biasa
dimakan untuk sarapan? Sementara untuk sambal segar, teman makan ikan bakar,
yang terdiri dari cabai, garam dan perasan jeruk limau, disebut sambal beranyut.
Ada beragam
istilah orang pulo untuk kudapan untuk bekal
iseng atau teman kopi. Diantaranya ada puk
cue’ sebutan untuk pempek, peler
bedebu untuk kue klepon, atau kue
kolong untuk donat. Bahan dasar kudapan orang pulo biasanya tepung terigu
dan bersifat manis. Istilahnya pun beragam, misalnya saja ada kue maco, putri
mandri dan sengkulun.
Satu lagi yang
tidak kalah penting, orang pulo punya akronim untuk mengungkapkan kelezatan
makanan, yaitu dengan kata ‘LEZAR’ yang merupakan singkatan dari lezat dan
segar. Maka, silakan mengucap bersama ketika usai makan, ‘LEZARRRR…!!!!’
Wisata dan kuliner, menjadi dua hal yang tidak bisa dipisahkan ketika melakukan perjalanan atau liburan ke suatu tempat. Setelah itu, kita pulang kembali ke darat (sebutan orang pulo untuk orang kota) dengan membawa seribu kisah pengalaman di kepulauan seribu. Hingga suatu hari seorang bapak tua menyebut sebuah kalimat untuk teman saya :
‘Kalau nanti ke darat..jangan dibuang bapak ya..jangan
dilupakan gitu..’
Petikan ungkapan
seorang penutur yang tercantum dalam buku ‘Orang Pulo di Pulau Karang’ punya
makna mendalam jika direnungkan. Jauh dari hingar bingar kota metropolitan yang
sarat segala macam falisitas dan buaian modernitas, orang pulo harus bertahan
di tengah masalah kekurangan air tawar, sekolah ambruk, bantuan bencana angin
ribut terhambat, hingga tumpukan sampah peninggalan para wisatawan yang habis
liburan akhir pekan.
Sebuah analogi
sederhana, dimana wisatawan biasanya sibuk memotret keindahan objek dan
eksistensi dirinya, tapi jarang ada yang bisa bercerita makna dan sejarah objek
keindahan yang telah difotonya. Apalagi sadar dengan lingkungan dan masyarakat
sekitar. Maka, foto itu pun hanya jadi kenangan tersisa tanpa ada cerita
bermakna yang mampu diceritakan.
Kontras dengan
orang pulo yang hanya mampu menatap, tanpa bisa sedetik pun meratap, kepergian
orang darat usai berlibur. Pulo kembali sepi, seakan bungkam dengan seribu
misteri mengenai tradisi, yang cuma mampu dituturkan turun temurun kepada
keturunan yang masih betah tinggal di pulo.
terimakasih sharing catatan perjalanannya.. berbagi info nih mngenai pulau seribu biar makin banyak yang berkunjung.. bukan sekedar wisata belanja aja..
ReplyDeleteyup. benar sekali.
DeletePerjalanan menarik ke kepulauan seribu
ReplyDeleteBanyak misteri di kepulauan seribu, komentar balasan ya ke blog saya www.goocap.com
ReplyDeleteMenarik,namun perlu kajian lagi. Mulai adanya makam Raja Tidung dan lain dan cerita diatas hnya menceritakan bagian utara Kep. Seribu saja. Wassalam
ReplyDelete